Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Terimakasih Kamu

         Hei kamu. Terimakasih sudah mau menemuiku malam tadi. Walaupun hanya sekadar lewat mimpi, tapi bercakap-cakap denganmu, sudah sedikit meringankan rasa rinduku ini.  Entah beberapa hari ini aku terpikirkan akan sesuatu. Alasan mengapa aku terlalu mencintaimu. Aku sadar sebelum aku bersamamu, aku terlalu mencintai diriku sendiri. Egoku mengalahkan cintaku pada orang lain. Aku tersadar, sebelum mengenalmu,  aku terlalu mempermainkan cinta, aku terlalu mencintai diriku sendiri,  sehingga yang ku inginkan hanya cinta seperti yang diriku inginkan. Walaupun banyak org dengan banyak cara mereka mencintai, tetapi aku tetap pada egoku dan kecintaanku pada diriku sendiri.           Itulah alasanku mengapa aku terlalu mencintaimu. Karna sebenarnya aku mencintai diriku dalam dirimu. Apa yang ku lihat daripadamu rasanya seperti apa yang ku lihat daripada ku. Cara kau mencintaiku, cara kau mendekapku, cara kau mengertiku semuanya sempurna seperti apa yang diinginkan diriku. Aku menemuka

Kekasih Bukan Boneka

Kau ku cinta Teramatku cinta Hingga tak ada kata bertinta Yang bisa untuk berkata Tapi aku bukan bonekamu Bukan yang kau pakai saat jenuh Yang kau rampas dan kau atur Sesuai inginmu Aku kekasih Yang akan memberi kasih Yang akan menjagai Yang akan memahami Jangan buatku seperti boneka Saling percaya itu seharusnya Tak perlu ku kau curiga Jangan cemburu membuatmu buta Aku akan mencoba yang terbaik Yang bisa ku berikan sebalik Kau tak perlu khawatir Karna kau tetap ku kait

Ku Tunggu Kepulanganmu

Ragamu tak terlihat Napasmu tak dirasa Bayangmu dipelupuk mata  Menari-nari bersama awan Bersenda gurau diatas penderitaan Riak-riak temani hari Kesendirian hati Hanya bisa menatap bahari Dirimu berlari-lari  Tak kenal mentari Aku menunggu Kepulanganmu Dari permainan panjangmu Dari pelarian terjauhmu Kembali kepadaku Kasihku.. -staxx

Bodohku Memang

   Iya aku tau. Seharusnya aku tidak sebodoh itu untuk terlalu mudah percaya pada omomgan seseoang yang baru saja ku kenal. Akibatnya perasaankulah yang saat ini larut terbawa bersama kata2 itu. Harusnya aku sadar dari awal,  aku tak pantas melibatkan perasaan ini bersama dengan tatapanku padamu. Maaf. Aku bodoh. Tak bisa menahan diriku. Aku cukup bodoh untuk harus membangun perasaan yang harusnya tidak ku bangun, apalagi dengan dirimu yang sudah dipunya. saat ini semakin rumit saja apa yang ku alami,  selain harus melupakan dia yang belum sempat terlupakan, sekarang aku juga harus benar2 melupakan perasaanku padamu yang sempat singgah dan membuatku ingin mengahirinya. 

Sesama Wanita

Memang aku tidak harus menjauhimu,  memang itu seharusnya tidak kulakukan.  Tapi keadaanlah yang mendesakku. Dia org yg bersamamu itu,  aku menghargainya sebagai sesama wanita yang empunya hati sangatlah peka.  Mungkin ia tak memintanya,  tapi entah kenapa aku harus. Bukan karna semua perasaan kesal benci atau apapun itu,  hanya saja aku harus mengerti apa yang dia inginkan, karna kita sesama wanita.  Maaf ini harus kulakukan -staxx

Tersadar Itu Sulit

    Dibalik senyum yang ikhlas ada beribu2 kemarahan dalam diam. Dibalik canda tawa yang mesra ada bejuta2 kesedihan yang tersirat. Disini aku hanya mencoba tegar. Aku tak ingin terlalu hanyut pada perasaan bersalah ini dan juga pada perasaan cinta ini. Selama aku masih tau bgmn cara untuk memakai topeng, akan terus ku pakai. Walau terkadang mencoba berpura2 itu tidak gampang tapi paling tidak,  aku sdh mencoba. Yang tidak terus2 mengejar cinta dengan mengorbankan perasaan yang dimiliki. Sejujurnya tak ada salahnya kamu membela perasaanmu walaupun itu konyol. Tapi akankah kamu terus menghrpkn yang takan pernah terjadi dan mengejar yang takan pernah tergenggam sekalipun oleh mata? Tidakkah kamu pikir banyak diluar sana yang bisa kamu jadikan alasan untuk bahagia?  Iya mungkin ia sempat membahagiakan mu tapi sadarlah,  orang yang mencintai takan pernah melukai bahkan meninggalkan orang yang ia cintai. Jadi bangun dan sadarlah bahwa ia tak pernah mencintaimu. "kau anggap ku sep

Rinduku Hari Ini

          Sial! Rindu ini sudah dalam tahap keterlaluan. Mendesak ragaku untuk berhenti bergerak, mengusik pikiranku yang mulai memikirkan hal-hal lain yang lebih penting daripada rinduku. Tapi aku tak dapat berkonsentrasi dengan rindu yang sudah sedari tadi mendekam batinku, dan membungkam otakku. Aku sudah berusaha mendobrak keluar dari rindu keji yang menghantam sukmaku itu tapi apalah dayaku. Tubuhku terkulai lemas tak berdaya. bahkan hanya untuk berpijak saja rasanya tak mampu. Ingin rasanya ku mati rasa saja ketika harus dihadapkan tentang rinduku padamu. Aku tahu benar sudah lama kau tak memperdulikankku lagi semenjak kau memutuskan untuk melepaskanku, tapi mengapa kau masih saja datang pada setiap bunga tidurku, lalu membangun rindu di dalam jeruji besi yang sudah kusiapkan agar hati ku tak meracau lagi? Sial! Kau menghujam jantungku lagi. Ingin rasanya tumbang ragaku karna kau buat gundah dengan datang dan pergi di mimpiku. Jujur, aku sangat rindu sekali bercakap-cakap dengan

Quotes Of The Day

"Jika kau sudah memilih, berkonsistenlah dengan pilihanmu, baik pilihan untuk bertahan ataupun pergi. Sebab tak selalu dalam hidupmu kau punya waktu untuk memilih dan pilihan untuk dipilih. Buang semua rasa sesalmu setelah memilih dan jalanilah sesuai kebijaksanaanmu. Karna itu akan menampakan kewibawaanmu".  "Dia yang kau hancurkan hatinya teramat dalam saat ini sedang mencoba bangkit dari keterpurukannya dan berusaha kembali mencari kebahagiaannya. Jangan kau usik ataupun datang dalam bunga tidurnya karena itu hanya akan membuatnya semakin terpuruk". "Jika cinta pertamamu membawa luka, berterimakasihlah karena dengan luka itu kamu semakin dewasa" "Aku terlalu bodoh dan terlalu sibuk untuk jatuh cinta padanya setiap harinya sampai-sampai aku lupa bagaimana caranya berjalan mundur". "Terkadang kamu sudah harus menyadari bahwa memang sudah seharusnya kamu merasakan apa yang kamu rasakan sendirian. Tidak perlu seorangp
Milikmu Rinduku  Bukan Rindumu Cintaku Bukan cintamu Hatimu Bukan untukku Tawamu Selalu mengusikku Bahagiamu Bukan karnaku Pisaumu Hanya untukku Kamu Bukan miliku

Pagi ini yang ku ingat

 Kenapa rasanya masih begitu sakit ketika tahu kamu sudah bahagia dengan yang lain? Bahkan kita sudah berpisah berbulan-bulan lamanya. Mengapa masih sangat terasa baru luka ini? Tak sanggup kadang aku merasa lagi. Ingin rasanya mati rasa saja jika harus dipaksakan menerima kenyataan pahit kamu sudah bahagia dengannya. Rasanya ingin ikhlas tapi tak mampu, ingin cemburu tapi apalah dayaku. Rasanya kaki ini tak sanggup berpijak lagi setelah mengetahuinya. Bodohnya aku yang terlalu menempatkan perasaanku begitu dalam, memberi kepercayaan penuh dan membiarkanmu membuatku bahagia sejenak.        Bodohnya aku yang menjadi ketergantungan akan mu sedangkan mu tidak.  Aku bodoh semenjak aku mengenalmu. Mengenalmu hingga dalam sampai terjerumus ke dalam jebakan patah hati yang dibuat.  Aku tidak ingin menangis lagi sejujurnya. Tapi tak kuasa diriku menahan semua jeritan yang mendesak air mataku untuk keluar. AKU MEMANG KETERGANTUNGAN DAN AKU TAK TAHU BAGAIMANA MENGATASINYA, PERASAAN INI .

Sajak Harian

Hidupku Hujanku   Hujan menghiasi hariku. Membasahi tubuhku juga hatiku yang seakan sedang dilanda kekeringan. Memberi sejuta rasa yang blm pernah ku bayangkan sekalipun. Hujan ini datang hanya untuk meracau suasana kalbu. Merombak semua yang tersirat di dalamnya,  memilahnya lalu memusnahkan segala sesuatu yang tidak penting yang hanya akan membuat buruk estetika hati dan membuatmu terpuruk karenanya.   Jelas,  hujan itu baik. Ia mampu menutup air matamu dengan baik,  menyimpan tangisanmu sampai tak seorangpun melihatnya. Hujan bahkan terlalu indah jika dibandingkan dengan matahari yang bersinar begitu terang yang bahkan karenanya,  sisi gelapmu tak dapat kamu sembunyikan. Mungkin hanya topeng yang akan cukup membantu untuk saat itu. Suara rerintik hujan yang terkadang bisa terdengar begitu nyaring bagaikan alunan nada yang dirangkai dengan begitu indahnya sehingga pendengarnya mampu terbawa perasaan karenanya.    Alunan nada itu alunan yang menyimpan beribu makna tak tersiratkan,

Lalu Lampau

     Aku sudah jatuh cinta sedalam ini.     Bahkan ini merupakan kali pertamaku   merasakan perasaan yang menyakitkan ini.     Orang yang mampu membuatku jatuh cinta sedalam ini adalah orang yang sama yang  mampu membuatku patah hati sehebat ini.     Aku mencoba tegar,  bangkit dari keterpurukan ku,  mencoba menghilangkan semua ingatanku tapi aku gagal. Aku tak pernah bisa membuatnya berhenti menghujam jantungku.    Entah salahku kah yang menempatkan perasaan ini terlalu dalam,  ataukah salahku karena memilih orang yang salah?      Apakah aku tau pada akhirnya ia bukanlah orang yang tepat? Apakah aku tau akan seperti ini akhirnya?      Ku kira dia akan menjadi lelaki terakhir setelah ayahku yang ku andalkan,  ku banggakan,  dan ku berikan kepercayaanku sepenuhnya.     Tetapi lagi-lagi, aku salah. Ternyata bukan dia orangnya.    Dan setelah ia menghempaskanku jatuh diatas daratan paling dalam, gelap dan sunyi ini,  ia meninggalkanku tanpa rasa ampun sedikitpun yang terb

Cerita Sajak

Bimbang Terambang Mati tergantung Hati tertegun Nyawa diambang maut Tenggelam dalam kelamnya laut Aku di sini sibuk menunggu Pulang mu dari mimpiku Kasak-kusuk deruan nyanyianku Membusuk seraya merayu Diantara lilin-lilin Mengusik sepi Menyayat hati Tertatih-tatih tak tertepi Diantara rumput dan ilalang Diantara kau dan dia Tak ada yang ku lupa Masih tertata-menata -staxx

Kau Dia

Pengada  Rembulan datang tak sampai bumi Begitupun engkau, tak datang sampai hati Cahaya selalu mengindari Agar dirimu berhenti menanti Di atas awan di atas langit Aku di sini bersengit-sengit Berlari dengan nyata pahit Aku dan kau tak dapat mengkait Kau dan Dia Dia dan Dia  Cinta tak pernah berada Tak seindah langit berenda Yang kau buat berbeda Sekarang sudah tiada Air mata tak tertadah Aku seorang pengada

Sajak-Sajak Harian

Gantung Penanti Aku kau gantung  walau hidup tak sebercanda di panggung Tapi kau ingin ku seperti gunung  Tak goyah sekalipun oleh kabar burung Yang sangat ingin ku renung direlung Bunyi sunyi menyelip Masuk diantara pelik-pelik Kian hari kiat menanti Walau kau tak seindah pasti Hari-hariku penun penantian Datangnya pasti tak secepat perhentian Gejolak ini seperti rekayasa  Yang datang tidak disengaja Hanya dari waktu kita mengenal Hanya dari waktu pula kita berpisah -staxx