KAU DAN DIA PENGHIANAT

Karna itulah sebabnya aku meragukanmu. Karna bahkan omonganmu tak bisa ku jadikan pegangan berpijak di dunia yang goyah ini. 

Kau ingin ku percaya, kau ingin ku untukmu, namun pernahkah kau memberikan kepastian bahwa kau takan meluka lagi. Pernah kau kau berjanji untuk tidak meninggalkan perasaanku yang beranjak dalam ini? Kurasa tidak bukan? Bahkan sekarang kau memilih kembali pada masalalumu.

Oh iya soal dia, mantan kekasihmu yang sangat indah itu, maafkan harus kukatakan ia munafik. Ia benar-benar mengusahakan agar aku menutup pintu hatiku rapat-rapat untukmu. Aku tak tau apakah niatnya baik atau justru sebaliknya. Saat ini pun yang sedang ku lihat, ia kembali merasuk kenangan-kenangannya denganmu dan mulai merajut cinta dan menutup patah hatinya padamu dulu.

Seperti aku dihianati! Ia dengan lembut dan penuh keyakinan meyakinkanku bahwa kau tidak baik untukku. Namun nyatanya justru ia-lah yang berbalik padamu dan menangkap kembali masalalunya denganmu. Tak habis pikirku. Tapi namun semua terserah. Kau pergipun ku anggap bukan salahmu karna yang ku tau adalah apa yang ku lihat dan ia seorang teman itu, berhianat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terkapar.

Tentang Kasihmu

Everlasting Pain